Rabu, 15 Desember 2010

Ekonomi 2010

Jakarta - Thomas Sugijata sudah hampir setahun menjabat posisi Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai (BC) Kementerian Keuangan. Banyak harapan dan perbaikan yang bisa dilakukan dalam rangka reformasi birokrasi ditubuh lembaga bea cukai.

Selama setahun Thomas mengaku sudah banyak melakukan upaya perbaikan di tubuh korps kepabeanan tersebut. Antara lain melanjutkan reformasi lanjutan, pengawasan melekat, perbaikan layanan, mengejar target penerimaan dan lain-lain.

Namun dibalik itu semua, bea cukai masih banyak memiliki kekurangan untuk mengawasi wilayah Indonesia yang begitu luas, termasuk jumlah pegawai yang belum memenuhi kata ideal.

Apa gebrakan-gebrakan yang selama setahun ini ia lakukan dan rencana tahun 2011? Berikut ini wawancara detikFinance dengan Thomas Sugijata saat ditemui di kantornya, Rawa Mangun Jakarta Timur, Selasa (14/12/2010). Diantaranya mengenai

Terkait setahun anda jadi Dirjen Bea dan Cukai, waktu itu bagaimana anda bisa terpilih menjadi Dirjen?

Kita sebetulnya fit and proper dilakukan Menteri Keuangan termasuk juga beberapa direktur. Biasanya setiap perpindahan dari direktur satu ke yang lain dilakukan fit and proper test.

Waktu pelantikan kan tanggal 31 Januari jam 7 malam karena besoknya dirjen yang lama masuk masa pensiun. Fit and proper ini sudah jauh, sudah beberapa kali (sebelum pelantikan). Waktu jadi direktur P2,dan audit juga pernah ikut fit and proper. Waktu fit and proper kita sudah tahu jadi nominasi. Dan saya kira juga bukan saya saja tapi ada beberapa orang walaupun saya tidak tahu persis, kayaknya lebih dari 2 orang.

Selama setahun jadi Dirjen Bea Cukai, apa saja yang anda sudah lakukan?

Selama setahun itu, pertama ada IKU-nya (Indikator Kinerja Unit), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai itu pertama bertugas yang dipegang itu misi kita. BC punya misi, secara operasional misinya. Pertama, sebagai revenue collector yaitu mengumpulkan penerimaan negara dan ukuran misi tercapai dari penerimaan negara itu kan ukuran kuantitatifnya yaitu targetnya tercapai.

Kedua, misi sebagai thread fasilitator yaitu bagaimana memfasilitasi perdagangan atau boleh dikatakan secara luas, bagaimana BC meningkatkan kualitas pelayanan ekspor impor,penumpang, terus jaga pelayanan di bidang cukai, perizinan, kemudian layanan pita cukai, itu sebagai peningkatan kualitas pelayanan.

Ketiga, industrial assistant. Bagaimana BC bisa mendorong industri untuk lebih maju dengan menggunakan instrumen peraturan di bidang kepabeanan. Peraturannya antara lain kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), bagaimana kita memfasilitasi impor untuk barang-barang tujuan ekspor. Bagaimana barang tujuan ekspor kita fasilitasi dengan skema kawasan berikat. Fasilitas-fasilitas lain misal, prosedur cepat untuk gempa bumi walaupun itu di luar itu. Pokoknya bagaimana membantu industri dan non industri untuk diberikan fasilitas. Fasilitas untuk diberikan keringanan untuk tujuan pemerintah (BMDTP).

Keempat, communitee protector, supaya bisa mengeefektifkan pengawasan. Bagaimana BC bisa menerapkan secara tepat manajemen risiko dalam rangka untuk pengawasan. Profiling dan targetting secara baik. Profiling ini importir, eksportir, pemesan cukai,penumpang sehingga kita bisa targetkan secara tepat. Ini sangat penting dalam pengawasan itu karena fungsi pengawasan dan pelayanan itu kan bertentangan, kontradiksi. Kalau pengawasan itu kan sifatnya lambat sedangkan pelayanan itu kan mendorong atau melancarkan. Oleh karena itu, titik temunya ini kita lakukan manajemen risiko. Itu sudah menjadi international based practises. Filipina juga belajar dengan kita.

Pengawasan yang efektif itu adalah pengawasan yang targetnya tepat bukan pengawasan secara luas,general, semua diawasi. Misi itulah yang mesti kita capai.

Dari sisi penerimaan (2010), target kita masuk, lewatlah, hanya BMDTP yang tidak tercapai, tapi BMDTP ini kan bukan target, hanya uang yang disediakan pemerintah untuk menanggung importir-importir yang barangnya langka, tapi kalau digabung bea masuk saya rasa sampai saat ini sudah tercapai.
Cukai sudah, bea keluar juga sudah.

Kemudian dari sisi fasilitasi perdagangan. Saya kira boleh dikatakan memang ada complain, complaint pasti ada. Tapi kan ini dijadikan indikator penilaian kalau banyak complaint maka akan merah.

Tahun ini yang menonjol, kita melakukan inisiatif dan menerapkan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT). Kalau yang lain kan rutin, tapi kita mau inovasi yang baru. Ada dryport di Cikarang. Ini sudah jalan tapi membutuhkan ujicoba dan pengembangannya. Kawasan ini adalah suatu kawasan yang secara integrated melayani impor clearend, tidak hanya impor, gudang ada di situ, trakking juga ada di situ, logistik paket. Maksudnya, kawasan itu untuk memecah kepadatan traffic di Tanjung Priok karena di sana menurut penelitian traffic itu per hari 19 ribu.

Macet lah. Sekarang, kalau traffic itu mau tak macet kan harus nambah jalan, lebarin jalan, mestinya kan begitu, tapi kan tanahnya sulit, biaya cukup besar dan waktunya kan lama. Oleh karena itu, BC punya pemikiran untuk memecah traffic di situ maka harus dibangun KPPT itu.

Jadi ini istilah city check-in. Karena kurang lebih 60% asalnya dari Tanjung Priok. Di sana pun juga ribet. Sekarang kan tidak ada truk yang mondar-mandir. Artinya dengan adanya KPPT ini kemudian tinggal diciptakan sistem dan prosedur dari sistem custom.

Ada jeda jarak antara pelabuhan utama dengan pelabuhan darat, ini apakah ada kemungkinan penyimpangan?

Dalam prosedur itu, pertama mereka harus ditunjuk sebagai dry port jadi harus dibatasi. BC menempatkan pegawai. Kemudian truk juga dipasang segel elektronik. Jadi ketahuan kalau dia berjalan karena bisa dipantau. Jadi kelihatan begitu ada penyimpangan bisa langsung dikejar.

Keuntungannya, pertama traffic bisa dipecah. Kemudian pengaturan, berangkat kan pada malam hari. Kemudian ketiga, industri yang di sana bisa memanfaatkan tempat itu karena ini kan integrated.

Kabarnya banyak hambatan untuk melaksanakan dry port?

Ini butuh pemasaran. Tempat baru kan butuh pemasaran dari Jababeka.

Dari sisi volume dry port bagaimana?

Belum begitu besar tapi sudah jalan operasionalnya, sudah diawasi kita juga gunakan manajemen risiko, jalannya malam. Bagaimana kita harus mengurangi traffic. Kalau dari sisi pengawasan berita juga sudah cukup banyak.

Rencana ada lokasi lain untuk dry port?

Siapapun bisa membuka dry port. Misalnya, Tangerang mau buka silahkan. Sepanjang ketentuan dipenuhi. Ketentuannya misalnya lahannya tertutup, kendaraan pengangkut, ada segel elektronik. BC tinggal menyediakan sarana dan prasarana. Sementara ini baru Jababeka tapi nanti kan orang belajar, setelah mengkaji terserah mereka. Ini kan bisa membantu kelancaran di pelabuhan.

Jadi gebrakan apa saja yang sudah anda lakukan setahun ini?

Penerimaan, inovasi-inovasi baru dan modernisasi kantor. Modernisasi ini bagian dari program reformasi lanjutan. Tahun ini kan targetnya 11 kantor, baru 10, tinggal 1 lagi. Yang di Marunda yang belum.

Kantor modern itu adalah kantor lama yang sudah direvitalisasi. Revitalisasinya itu pertama revitalisasi organisasi. Harus punya kantor kepatuhan internal, unit penyuluhan dan layanan informasi yang setiap waktu melakukan komunikasi dengan stake holder atau pengguna jasa. Mendorong stake holder menjadi patuh. Dari sistem dan prosedur, organisasi itu harus ada Indikator Kinerja Unit (IKU).

Kantor itu sekarang sudah terbentuk 26 kantor ada 95% dari aktivitas BC baik penerimaan dan jumlah dokumen. Tanjung Priok sudah lama dari 2007. Biasanya prosedur dipangkas kalau berbelit-belit.

Pelayanan harus berdasarkan manajemen risiko, kepada yang taat tidak perlu dilakukan pemeriksaan. Jadi kantor itu harus punya profile pengguna jasa, kemudian menerapkan IT dalam pelayanan dan lain-lain. Jadi kantor yang modern pelayanan sudah berbasis IT meskipun secara bertahap. Komunikasi dengan stakeholder pun berbasis IT. Ada website, complain pun juga dari website dan ada SMS juga. Tempat pengaduan dan call centre. SDM juga harus dilatih.

Lalu soal penindakan pegawai BC yang menyimpang bagaimana?

Sama, pada dasarnya BC ada penindakan. Agustus saja ada 64.

Kategorinya kesalahannya?

Pertama ringan. Itu peringatan pertama kedua, ketiga baik teguran lisan dan tertulis. Pernyataan tidak puas secara tertulis. Pelanggaran disesuaikan pada pasal yang ada di kepegawaian. Itu berdasarkan PP 53.

Sedang, penundaan gaji berkala, penurunan gaji, penundaan kenaikan pangkat. Yang berat, penurunan pangkat, pembebasan jabatan,pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS.

Dari hasil survei pelayanan BC, laporannya banyak yang tidak puas terhadap BC?

Dalam rangka program reformasi tadi, kantor yang sudah siap diresmikan jadi kantor modern. Begitu ada kantor modern maka akan dilakukan evaluasi baik dari sisi penerimaan, SDM, kinerja. Selain itu ada evaluasi dari eksternal. Kita yang ngundang, GTZ, TII, KPK, LPM UI untuk lakukan survei.

Komplain GTZ, itu memang mensurvei ketidakpusan dalam BC, makanya kita undang, karena buat lihat puas maka perlu juga tahu ketidakpuasannya di mana. setelah itu kita panggil kantor-kantor yang memiliki complain-complain yang tinggi. Itu kita lakukan untuk memperbaiki complain-complain itu.

Hasil perbaikannya bagaimana selama setahun ini?

Survei sebagian sudah ada, tingkat kepuasannya meningkat. Memang itu bagian dari evaluasi makanya kita berterimakasih adanya survei dari luar. Itu masukan dan akan ditindaklanjuti dengan pelayanan harus diperbaiki. Tapi apakah perlu aturanya yang diperbaiki.

Kali ini soal Gayus yang terus jadi sorotan, pastinya BC langsung tersorot juga, bagaimana anda mengantisipasi munculnya 'Gayus' di BC?

Pajak dan BC bisnis prosesnya kan relatif sama. Tapi kalau yang ini badan, kita kan importir, eksportir. Tapi kita harus berbenah diri, introspeksi. Diantaranya bagaimana supaya kejadian itu tidak terjadi di BC, kita perkenalkan pengawasan melekat. Artinya, kita menyampaikan kepada seluruh pegawai bahwa fungsi pengawasan itu melakat pada diri masing-masing pimpinan, dari yang tertinggi sampai yang terendah, pimpinan tertinggi dirjen, terendah itu kasubseksi.

Kalau semua hirarki pimpinan itu melakukan pengawaan terhadap bawahannya maka tidak ada seorang pegawai yang bisa seenaknya. Kasubsi ada 1200, total pegawai 10 ribu.

Memangnya titik mana saja  yang harus diawasi?

Titik rawan, titik rawan korupsi, pemeriksaan barang, setiap titik rawan perlu dilakukan pengawasan.

Di BC apa aja titik rawannya?

Titik rawan pertama pemeriksaan barang, pemeriksaan dokumen, kawasan berikat, KITE, pelabuhan-pelabuhan yang ada di perbatasan. Maksudnya, setiap pimpinan unit memastikan anak buahnya melaksanakan pengawasan di situ. Kemudian melaksanakan tugas dengan baik. itu semua dan berjenjang.

Kalau memang sudah diantisipasi, hasilnya apa?

Penerimaan meningkat, penerimaan meningkat itu mungkin ada kenaikan ekspor impor tapi juga ada internal effort. Internal effort adalah pengawasan efektif sehingga orang menjadi patuh. Itu hasil tidak langsung tapi kalau langsung itu, tangkapan-tangkapan. Ada yang sifatnya preventif, jadi membuat orang mengurungkan niatnya untuk menyimpang. Tahu di sana ada BC, anjing pelacaknya. Tapi implikasi lain meningkatkan penerimaan.

Setahun ini banyak informasi tangkapan itu apakah karena kinerja BC yang makin baik atau meningkatnya volume penyelundupan itu sendiri?

Yang pasti karena naik (kinerjanya), kalau narkotik ada peningkatan 200% lebih, selain kenaikan itu tapi karena kenaikan perfomance BC, mungkin karena sistem profilingnya bagus, deteksinya bagus, sistem analisisnya bagus. Kemudian skill-nya lebih baik. Dengan adanya training-training tingkat kemampuan pegawai lebih baik.

Soal anggaran, apakah BC ada masalah dengan soal ini?

Anggaran sebetulnya, kalau dibilang kurang tapi kita tidak boleh beri argumen karena kurang anggaran. Tapi yang lebih kuat lagi adalah kurang SDM.

Memang seharusnya idealnya untuk Sumber daya Manusia (SDM)?

Saya nggak bilang berapa idealnya tapi Malaysia yang kecil itu saja 13 ribu, sekarang dipikirkan saja. Malaysia dengan penduduk 25 juta, kita 250 juta, pulau Malaysia juga lebih kecil dari Indonesia ada 13 ribu (pegawai BC Malaysia) dan mereka juga sudah fully automatic. Tapi saya nggak bilang kurang, tapi memang perlu ditambah.

Hong Kong ada hampir 5 ribu pegawai. Hong Kong kan modern, fully computerized, ada 200 cctv. Tapi walaupun ada peralatan canggihpun, SDM masih dibutuhkan.

Memang butuh sampai 20 ribu?

Saya nggak bilang gitu, tapi memang perlu ditambah secara bertahap.

Jadi dengan kondisi itu, peluang bobolnya tinggi?

Apapun yang ada harus kita optimalisasikan. Bobol itu bukan karena SDM tapi geografis yang luas.

Anggaran berapa dari tahun ini jika dibandingkan dengan tahun lalu?

Anggaran cenderung sama berkisar Rp 2 triliun, kadang-kadang naik kadang-kadang turun. Untuk anggaran itu berbasis kinerja. Yang jelas meningkat, kepuasan pelanggan meningkat, terutama kantor-kantor pelayanan. Tahun ini salah satu kantor kita menjadi juara depkeu, kantor KPBC Kudus. Juara di lingkungan Depkeu untuk pelayanan publik, ada anggaran, pajak. Tahun lalu Kediri juga nomor satu. Artinya 2 kantor ini sudah direvitalissi menjadi kantor modern.

Kantor kita menjadi lebih baik, baik itu tidak hanya kita tapi ketika diadu kita menang. Kediri dapat piala dari Presiden ditingkat Nasional, 'piala citra'.

Dampak ACFTA trennya impor melonjak, BC kemana saja terutama soal early warning system?

Tren itu sempat naik menjelang lebaran tapi setelah itu normal. Kita yg mendfiniskan itu kenaikan itu kan ada di tim kerja.

Angkanya persentase batas lonjakan impor memang berapa sih?

Tim itu yang menentukan apakah sudah alert. Tidak terpublikasi mungkin karena dianggap dalam batas yang masih aman. langkah pertama itu SNI, labelling juga sudah direrapkan. Dan itu mngkn salah satu upaya setelah melihat itu.

Bagaimana dengan target-target tahun 2011, BC fokusnya apa?

BC harus tetap melaksanakan 4 misi tadi, itu haruss karena itu yang melekat, itu target bawaan. Kedua, melanjutkan reformasi  yang dibagi tiga. Pertama membentuk kantor-kantor yang belum modern.

Targetnya dari kantor moderen itu berapa?

Jumlahnya akan lebih banyak karena tinggal kantor-kantor kecil. Ya kira-kira 20-an yang tahun depan.

Kedua melakukan evaluasi terhadap kantor-kantor  yang sudah direform untuk melihat sasaran yang tercapai, hasilnya apa, itu dievaluasi, untuk melihat yang masih kurang diperbaiki, yang sudah baik ditingkatkan. Evaluasi itu dari performance, SDM, fiskal dan inovasi.

Ketiga, kita melakukan reformasi lanjutan, memperkuat pondasi yang lama. Dengan arahan pak menteri kita fokus pada hal-hal  yang prioritas diselesaikan, dibagi menjadi beberapa kelompok:

Diantaranya tata nilai dan budaya, integritas masuk dalam itu. Susdur, misalnya keberatan kemarin seperti  pada perkara-perkara Gayus, kita langsung inventarisir.

Di Gayus kan keberatan. Begitu ada kasus itu,  kita perbaiki keberatan kita sehingga hal itu tidak terjadi. Tapi itu membuat kita untuk memperbaiki.

Pajak dia pemeriksaannya bersifat periodik setahun dua tahun sehigga jumlahnya besar tapi kalau kita kan kecil.

Kalau dilihat datanya dari sisi kuantitas, secara bisnis proses beda kita transaksional sehingga relatif kecil. Tapi ini kita prepare, kita harus jaga-jaga supaya tidak terjadi di kita. Keluhan utama yang waktu itu tinggi, sekarang nampak lebh fokus.

Artinya kalau kasus keberatan, di BC ada 9.000-10.000 dari ksus itu per tahun nilainya hanya Rp 1 triliun. Nah kalau pajak, 1 kasus Rp 1 triliun. Dan keberatan kita hanya 0,01 persen dari keseluruhan.

Kemudian keberatan kita itu transaksi pertransaksi ada yang Rp 25 juta malah ada yang di bawah Rp 1 juta, dan keberatannya tidak diajukan satu orang, bisa independen.

Hal pertama memang besok tahun depan naik, bea cukai sudah mengeluarkan kebijakan cukai dengan menaikan tarif antara 4%-10%. Ternyata memang tak menimbulkan gejolak, karena inikan kebijakan yang moderat. Tentunya dengan kebijakan yang moderat itu justru kalau resistensi itu tidak banyak mestinya orang berkurang, lain lagi kalau resistensinya tingg. Sehingga menjadi kondusif juga kita berharap mengurangi orang melakukan penyimpangan, dengan membayar sesuai aturannya dengan tanda petik nyaman. Tetapi bea cukai akan tetap melakukan operasi pasar dan kerjasam asosiasi.

Operasi pasar ini apa?

Itu suatu kegiatan yang dilakukan oleh bea cukai, untuk mengecek fisik rokok-rokok yang adi pasar, untuk meyakinkan sudah dipitai dengan benar, itu rutin dilakukan. Maksudnya untuk mencegah, kalau bea cukai rutin operasi pasar orang terus sadar. Kemudian selain itu melakukan audit terhadap pabrik-pabrik rekan cukai, untuk melihat produksi dengan jumlah rokok yang beredar itu sama. Juga kita melakukan kerjasama dengan asosiasi, karena asosiasi biasanya terganggu kalau ada produsen rokok yang tak bayar, yang menginfokan ke kita.Tiga-tiganya kita lakukan, diharapkan itu bisa efektif.
(hen/qom) 

0 komentar:

Posting Komentar